Hutan Lindung Warangga Muna Telah Musnah Free Mp3 Download
MUST READ :1. Download Link will working with Browser MOZILLA FIREFOX & CHROME only.
2. Don't use IE (Internet Explorer) browser.
Hutan Lindung Warangga Muna Telah Musnah Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Ftv Cinta Cewek Muna Part 3 Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Si Unyil Layang Layang Dari Pulau Muna Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Si Unyil Petualangan Layangan Di Kabupaten Muna Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Jelajah Pulau Muna Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Lagu Muna O Raha Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Adu Kuda Di Muna Sulawesi Tenggara 3 - Potret Menembus Batas Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Status Hutan Lindung Belum Final Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Hutan Lindung Dijadikan Kawasan Bisnis Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Permandian Kalima Lima Kecamatan Batukara Kab Muna Sulawesi Tenggara Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Di Kaki Langit Jantung Sulawesi Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Tiada Guna Lagi Repvblik Band Di Kota Raha-sultra Kabmuna Hut Muna Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Pelelangan Ikan Kota Raha2 Muna Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Tari Linda Khas Kabupaten Muna Dipentaskan Oleh Pkbm Bintang Lalolara Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Lagu Muna Dapokansilo Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Rambi Wuna Di Tong Tong Fair Den Haag Belanda 2013 Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Powele Kabupaten Muna Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Silat Muna Karia Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Silat Tradisional Muna Adat Perkawinan Mp3
watch & download - Source : youtube.com
Hutan Warangga Harus Bersih Dari Perambah
Kendari (ANTARA News) - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara menyatakan kawasan hutan Warangga di Kabupaten Muna harus bersih dari aktivitas perambahan."Kawasan hutan Warangga sebagai penyangga ketersediaan sumber air harus dilindungi dari aktivitas oknum tidak bertanggungjawab. Perambah harus ditindak sesuai ketentuan yang berlaku," kata anggota DPRD Sultra La Nika di Kendari, Sabtu.
Kebijakan pemerintah Kabupaten Muna membentuk tim terpadu untuk mengidentifikasi perambah kawasan hutan Warangga sangat tepat sebagai antisipasi makin meluasnya lokasi yang dirambah.
Bahkan, legislator daerah pemilihan Kabupaten Muna tersebut menyambut positif penegakan hukum terhadap siapa pun yang melakukan kegiatan ilegal dalam kawasan Warangga.
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Muna Haris mengatakan kawasan hutan Warangga sebagai penyangga ketersediaan air di daerah itu memiliki luas 130 hektare.
"Kawasan hutan Warangga seluas 130 hektare sudah dalam kondisi rusak. Kalau tidak ada upaya penyelamatan atau rehabilitasi maka dipastikan dalam waktu dekat penduduk Kota Raha, ibukota Kabupaten Muna akan kehilangan air," kata Haris.
Kawasan hutan Warangga yang kondisinya sudah memprihatinkan akibat dirambah adalah penyangga sumber mata air pada tiga sungai besar yakni sungai Jompi, sungai Laende dan sungai Lambalano. Berdasarkan informasi dan data yang dihimpun tim terpadu bahwa perambah berasal dari Kelurahan Watuputih
, Bangkali dan sebagian adalah warga Jalan Pendidikan Kota Raha.
"Kawasan Warangga menggiurkan bagi perambah karena lokasi strategis yang berada beberapa kilometer dari Kota Raha," katanya.
Disinyalir ada oknum yang berspekulasi menjadi calo penjualan lahan kawasan Warangga dalam bentuk kaplingan, termasuk para pegawai negeri sipil (PNS).
"104 perambah dari Kelurahan Watuputih dan Bangkali sudah teridentifikasi. Yang belum terungkap adalah perambah dari Jalan Pendidikan Kota Raha yang dicurigai melibatkan oknum PNS," katanya.
Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat Kabupaten Muna untuk bersama-sama peduli terhadap keberadaan hutan karena luasnya terus menyusut atau tersisa 94.073 hektare dari 107.119 hektare.
Tanaman kayu jati di kawasan hutan
lindung Warangga, kini tinggal bisa dihitung dengan jari. Pembalakan
liar terus dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab tanpa
memandang waktu. Buktinya, Senin (1/4) kemarin, para penjarah kayu itu
mulai menggasak habis kayu-kayu jati yang berdiri tegak di sepanjang
hutan Warangga.
Dinas Kehutanan (Dishut) Muna, sebagai
instansi teknis yang menangani masalah hutan, bak macan ompong yang
sudah kehilangan taring. Kini tak ada lagi penjagaan di Warangga yang
dilakukan petugas polisi hutan (Polhut) itu. Instansi yang dipimpin
Haris itu sudah buang handuk alias menyerah menghadapi
para pelaku pembalakan liar.
para pelaku pembalakan liar.
"Petugas sudah tidak ada lagi yang
berani bertugas di Warangga. Pasalnya, mereka kerap diancam oleh para
pelaku penjarah dengan menggunakan senjata tajam," aku Kadishut Muna,
Haris.
Sejak dua pekan terakhir, Dishut Muna, katanya sudah melakukan
langkah-langkah antisipasi agar jati di Warangga tidak ditebang lagi. Salah satunya, bersurat ke Polres Muna dan Kodim 1416 Muna untuk meminta bantuan pengamanan di Warangga. Sayangnya, kedua institusi penegakan hukum itu belum berbuat apa-apa. Malahan, saat jati ditebang, petugas ikut menyaksikan.
langkah-langkah antisipasi agar jati di Warangga tidak ditebang lagi. Salah satunya, bersurat ke Polres Muna dan Kodim 1416 Muna untuk meminta bantuan pengamanan di Warangga. Sayangnya, kedua institusi penegakan hukum itu belum berbuat apa-apa. Malahan, saat jati ditebang, petugas ikut menyaksikan.
Mereka hanya bisa mengangkut ujung-ujung
kayu yang sudah tumbang. "Suratnya masuk sejak minggu lalu, tapi belum
ada tanggapan," kata mantan Sekretaris Dishut Sultra itu.
Maraknya aksi pembalakan liar di siang
hari, diduga akibat adanya oknum-oknum petugas yang membekingi aksi
pelaku penjarahan jati. Dan itu sudah bukan rahasia umum lagi. Dishut
Muna sudah bersurat secara resmi di Polres dan Kodim agar oknum-oknum
petugas itu diproses sesuai hukum yang berlaku.
Tidak adanya penyidik PPNS di Dishut
Muna, juga menjadi alasan utama Dishut Muna. Pasalnya, Dishut Muna kini
sudah tidak punya kewenangan untuk melakukan penggeladahan maupun
penyitaan jati yang ada di pekarangan rumah warga.
"Di surat kami jelas. Kami meminta
polisi dan TNI untuk bersama-sama melakukan penyitaan terhadap jati-jati
ditepi jalan," jelasnya.
Bupati Muna, LM Baharuddin mengatakan,
persoalan Warangga jauh-jauh hari sudah dikoordinasikan dengan Polres
Muna. Namun, dia mendapat laporan yang jelas dari institusi Bhayangkara
itu. "Saya sudah bertemu Kapolres, dan kita akan tindak tegas yang
melakukan perambahan di Warangga," tegas Baharuddin.
Duet Malik Ditu ini mengimbau agar
masyarakat menghentikan pembalakan liar di Warangga. Hutan di Warangga
merupakan sumber kehidupan masyakarat Kota Raha, karena letaknya
berdekatan dengan sumber mata air Jompi.
"Masyarakat jangan lagi berpatokan dengan hutan sebelahnya
yang sudah rusak. Itu sudah keterlanjuran masa lalu. Jangan kita rambah hutan yang baru lagi," imbuhnya.
yang sudah rusak. Itu sudah keterlanjuran masa lalu. Jangan kita rambah hutan yang baru lagi," imbuhnya.
Sementara itu, Wakapolres Muna, Kompol
Nandang Lirana membenarkan telah menerima surat dari Dishut Muna. Hanya
saja, surat tersebut, bukan untuk permintaan pengamanan hutan.
Melainkan, Dishut melaporkan adanya penebangan liar di Warangga.
"Setiap kali ada laporan, kami langsung turun di Warangga. Kami hanya mengamankan kayu-kayunya," kata Nandang.
Bagaimana bila ada anggota polisi yang
terlibat? "Kalau ada anggota saya yang terlibat, kita akan proses. Tapi
harus ada pembuktian yang jelas. Jangan hanya untuk melempar kesalahan,"
tukasnya.Pemkab Muna identifikasi perambah Hutan Warangga
Rabu, 3 Oktober 2012 19:27 WIB | 1399 Views
Hutan Warangga seluas 130 hektare sudah dalam kondisi rusak. Kalau tidak ada upaya penyelamatan atau rehabilitasi maka dipastikan dalam waktu dekat penduduk Kota Raha, ibu kota Kabupaten Muna, akan kekurangan air.
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Muna Haris di Raha, Rabu mengatakan, "Hutan Warangga seluas 130 hektare sudah dalam kondisi rusak. Kalau tidak ada upaya penyelamatan atau rehabilitasi maka dipastikan dalam waktu dekat penduduk Kota Raha, ibu kota Kabupaten Muna, akan kekurangan air."
Kawasan Hutan Warangga yang kondisinya sudah memprihatinkan akibat dirambah adalah penyangga sumber mata air pada tiga sungai besar yakni Sungai Jompi, Sungai Laende dan Sungai Lambalano.
Berdasarkan informasi dan data yang dihimpun tim terpadu, para perambah berasal dari Kelurahan Watuputih, Bangkali dan sebagian adalah warga Jalan Pendidikan Kota Raha.
"Kawasan Warangga menggiurkan bagi perambah karena lokasi strategis yang berada beberapa kilometer dari Kota Raha," kata Haris.
Ditengarai ada oknum yang berspekulasi menjadi calo penjualan lahan kawasan Warangga dalam bentuk kaplingan, termasuk para pegawai negeri sipil (PNS).
" Sebanyak 104 perambah dari Kelurahan Watuputih dan Bangkali sudah teridentifikasi. Yang belum terungkap adalah perambah dari Jalan Pendidikan Kota Raha yang dicurigai melibatkan oknum PNS," katanya.
Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat Kabupaten Muna untuk bersama-sama peduli terhadap keberadaan hutan karena luasnya terus menyusut atau tersisa 94.073 hektare dari 107.119 hektare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar